Tak Ikut Turnamen Semen Padang Jadi Penyuplai Pemain Pinjaman

Semen Padang 2012-2013

Turnamen yang hadir untuk mengobati rindu pecinta sepakbola tanah air akan pertandingan sepakbola akhirnya datang. Bahkan tidak hanya satu, saat ini tengah bergulir dua turnamen sekaligus dengan promotor yang berbeda.

Pertama adalah Piala Presiden yang dipromotori oleh Mahaka Sports and Entertainment dan Piala Kemerdekaan yang digelar oleh Tim Transisi bentukan Kemenpora. Dua turnamen ini sama-sama menawarkan hadiah yang menggiurkan. Tak heran banyak klub yang menyatakan kesediaan ikut dalam turnamen ini. Semen Padang sempat menyatakan kesediaan, sebelum akhirnya menarik diri dengan alasan kesulitan finansial.

Jika mengamati pernyataan-pernyataan Semen Padang sejak ISL terhenti beberapa bulan yang lalu, alasan kesulitan finansial bisa jadi hanyalah akal-akalan manajemen dan direksi. Permasalahan sebenarnya adalah Semen Padang enggan bermain diturnamen yang turnamen yang "tak jelas" alias tidak ada jenjang prestasinya, hanya buang-buang uang dan energi. Semen Padang FC secara tegas mengatakan hanya akan menunggu liga resmi (ISL) bergulir.

Pesan tersembunyi lainnya adalah Semen Padang tidak ingin melibatkan diri dalam konflik. Keputusan ini serupa juga pernah dilakukan Semen Padang sejak konflik edisi pertama pada 2012 lalu, dimana Semen Padang berdiri dipihak yang benar, setidaknya menurut AFC dan FIFA.

Sebagai klub yang disponsori BUMN tentu sedikit banyak tetap ada benang merah dengan pemerintah. Bahkan sempat ada wacana Semen Padang akan ikut Piala Kemerdekaan bentukan Menpora karena Semen Padang klub "plat merah" yang harus tunduk pada memerintah.

Jika Semen Padang mengikuti turnamen ini, ancaman sudah didepan mata. PSSI lewat sang presiden sudah mewanti-wanti klub anggotanya untuk tidak ikut keinginan Menpora. Sang Presiden minta klub tetap solid, dan jika ada yang berkhianat harus siap untuk dikucilkan.

Setelah itu sempat ada klaim Semen Padang akan ikut Piala Presiden. Tak ada alasan untuk menolak, terlebih turnamen ini diadakan secara independen oleh swasta, Semen Padang memilih "pura-pura jatuh miskin" dan tak bisa ikut. Alasan sebenarnya adalah direksi dan manajemen hanya ingin main di liga resmi, titik. Direksi yang juga petinggi PT Semen Padang, sponsor utama Semen Padang FC.

Namun tentunya manajemen juga tidak mau mengabaikan pemainnya. Untuk mengobati hasrat pemainnya yang sudah lama tidak bermain sepakbola dan klub juga sedang "krisis finansial" Semen Padang mengizinkan pemainnya untuk dipinjamkan ke klub lain bahkan bila diperlukan Semen Padang siap mengeluarkan surat pemutusan kontrak dan surat pindah klub.

"Pemain sudah lama diliburkan. Kami paham kondisi mereka, butuh bermain, butuh pendapatan yang jelas juga," kata Manajer Semen Padang FC, Asdian.

Saat ini Semen Padang sudah melepas sebelas pemain, 10 dengan status pinjaman dan 1 lainnya putus kontrak. Eka Ramdani, Hendra Adi Bayauw, Saepulloh Maulana, dan Airlangga Sucipto yang dipinjamkan ke Mitra Kukar. Vendry Mofu, Nur Iskandar, dan Irsyad Maulana dipinjamkan ke Persija Jakarta. Seftia Hadi (putus kontrak) ke Persiba Balikpapan.

Jandia Eka Putra dipinjamkan ke Persiba Balikpapan. Pemain asal Korea Selatan, Yu Hyun Koo, dipinjamkan ke Sriwijaya FC. Bahkan pemain muda Semen Padang, Ricky Ohorella, digilir oleh dua klub Persiba Bantul dan Persipasi Bandung Raya untuk dipinjam pada Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden.

Selain sebelas pemain diatas, Semen Padang saat ini masih membuka pintu bagi klub-klub yang ingin meminjam pemain Semen Padang. “Kita membuka keran seluas-luasnya bagi klub yang ingin meminjam pemain kami,” kata Manajer Semen Padang FC Asdian

Peminjaman sebenarnya saling menguntungkan baik dari segi klub lama, pemain, dan klub peminjam. Bagi klub lama setidaknya mereka tidak harus membayar gaji pemain. Bagi pemain mereka bisa kembali bermain sepakbola dan mendapatkan penghasilan. Sementara bagi klub peminjam sudah jelas mereka membutuhkan jasa pemain pinjaman di turnamen yang diikuti.