Lawan Pusamania Borneo FC Saja Takut, Yakin Mau Lolos ISL?
https://kombecks.blogspot.com/2014/10/lawan-pusamania-borneo-fc-saja-takut.html
Lawan Pusamania Borneo FC Saja Takut, Yakin Mau Lolos ISL? Mungkin inilah kalimat yang pantas ditanyakan kepada dua klub kontestan Divisi Utama Liga Indonesia yang baru saja mencoreng wajah sepakbola Indonesia.
PSS Sleman sedang bermain menghadapi PSIS Sleman dalam pertandingan usiran di Lapangan Sasana Krida, Minggu (26/10). Pertandingan ini tidak ditayangkan di stasiun televisi tapi begitu dahsyat efeknya.
Sepanjang babak pertama, dua tim yang sudah memastikan lolos ke semifinal ini seperti tidak berniat bermain bola. Tak ada serangan yang mereka bangun untuk menjebol gawang lawan. Sepakbola dagelan sudah mulai tercium.
Penonton pun mulai marah melihat apa yang ditampilkan kedua tim didalam lapangan. Sejumlah lemparan dan kritikan tajam dilontarkan penonton agar kedua tim bermain serius. Namun apa daya, keduanya ingin kalah pada laga ini.
Pertandingan yang membosankan ini berlanjut hingga memasuki babak kedua. Pemain PSIS hanya menunggu didaerah lapangan sendiri dan enggan untuk lewat garis tengah lapangan. Sementara itu disebagian lapangan lainnya, PSS Sleman sibuk memainkan bola.
Tragedi Sepakbola Gajah akhirnya terjadi dimenit ke-86. Bosan gawangnya tak kunjung dibobol lawan, entah atas intrusksi siapa pemain PSS Sleman Hermawan Putra Jati menjebol gawangnya sendiri. Dua menit berselang giliran Agus Setiawan melakukannya.
Kaget melihat timnya mendadak unggul 2-0, pemain PSSI yang juga tak ingin menang ini melakukan hal serupa. Fadli Manan berhasil memperkecil kemenangan lewat golnya pada menit ke-89 ke gawang sendiri.
PSIS Sleman akhirnya berbalik kalah usai dua gol bunuh diri Komaedi pada menit ke-90 dan 93. Ya, tidak adalah yang salah pada kalimat sebelumnya. Bukan mencari berbalik unggul seperti pada pertandingan biasanya, tapi mencari berbalik kalahan. Luar biasa.
Hingga pertandingan usai skor akhir adalah PSS Sleman 3-2 PSIS Semarang. Lima gol dalam laga ini lahir dari gol bunuh diri. Inilah yang bikin efek laga ini begitu dahsyat.
Masih ingat dengan nama Mursyid Effendi yang mencoreng nama Indonesia dikancah sepakola Internasional? ya saat itu skor masih imbang 2-2 antara Indonesia menghadapi Thailand pada Piala Tiger. Kedua tim ini juga tampak tak ingin menang karena takut ketemu tuan rumah Vietnam.
Saat skor masih imbang, Indonesia yang butuh kekalahan akhirnya "diselamatkan" oleh gol Mursyid Effendi. Gol ini membuat Indonesia kalah 2-3.
Akibat tragedi ini, baik Indonesa maupun Thailand didenda karena sudah mencederai fair play. Tak hanya itu pelaku gol bunuh diri disanksi larangan bermain disepakbola internasional seumur hidup.
Hukuman ini jugalah yang pantas diberikan kepada empat nama pencetak 5 gol bunuh diri dipartai PSS vs PSIS ini. Tak hanya itu, sanksi terberat juga harus diberikan untuk kedua tim ini.
Jika menghadapi Pusamania Borneo FC sesama semifinalis Divisi Utama saja takut, yakin mau main di ISL. Jika dilihat permainan Pusamania Borneo FC tidak terlalu superior jika dibandingkan klub-klub ISL.
Apa nanti jika tidak disanski degradasi dan lolos ke ISL yakin tidak takut dengan Arema, Persib, Semen Padang, Persipura, Mitra Kukar, Pelita Bandung Raya, Persela Lamongan, dan Persebaya. Mereka ini kontestan 8 besar loh.
Secara level jelas tim-tim ISL yang bertahan terlebih yang 8 besar lebih baik dari Pusamania Borneo FC. Begitu juga dengan materi pemain yang diatas PBFC.
Kalo takut dengan lawan yang jangan cari lawan. Caranya ya jangan masuk kompetisi hehe. Pilih-pilih lawan bisa jadi adalah strategi, namun mencapainya dengan strategi yang salah justru menimbulkan sanksi.
Tim yang memilih-milih lawan tidak akan pernah juara. Ingat, di liga semua tim harus dihadapi. Pada partai final piala liga tidak bisa memilih lawan kecuali memilih tidak lolos final !
PSS Sleman sedang bermain menghadapi PSIS Sleman dalam pertandingan usiran di Lapangan Sasana Krida, Minggu (26/10). Pertandingan ini tidak ditayangkan di stasiun televisi tapi begitu dahsyat efeknya.
Sepanjang babak pertama, dua tim yang sudah memastikan lolos ke semifinal ini seperti tidak berniat bermain bola. Tak ada serangan yang mereka bangun untuk menjebol gawang lawan. Sepakbola dagelan sudah mulai tercium.
Penonton pun mulai marah melihat apa yang ditampilkan kedua tim didalam lapangan. Sejumlah lemparan dan kritikan tajam dilontarkan penonton agar kedua tim bermain serius. Namun apa daya, keduanya ingin kalah pada laga ini.
Pertandingan yang membosankan ini berlanjut hingga memasuki babak kedua. Pemain PSIS hanya menunggu didaerah lapangan sendiri dan enggan untuk lewat garis tengah lapangan. Sementara itu disebagian lapangan lainnya, PSS Sleman sibuk memainkan bola.
Tragedi Sepakbola Gajah akhirnya terjadi dimenit ke-86. Bosan gawangnya tak kunjung dibobol lawan, entah atas intrusksi siapa pemain PSS Sleman Hermawan Putra Jati menjebol gawangnya sendiri. Dua menit berselang giliran Agus Setiawan melakukannya.
Kaget melihat timnya mendadak unggul 2-0, pemain PSSI yang juga tak ingin menang ini melakukan hal serupa. Fadli Manan berhasil memperkecil kemenangan lewat golnya pada menit ke-89 ke gawang sendiri.
PSIS Sleman akhirnya berbalik kalah usai dua gol bunuh diri Komaedi pada menit ke-90 dan 93. Ya, tidak adalah yang salah pada kalimat sebelumnya. Bukan mencari berbalik unggul seperti pada pertandingan biasanya, tapi mencari berbalik kalahan. Luar biasa.
Hingga pertandingan usai skor akhir adalah PSS Sleman 3-2 PSIS Semarang. Lima gol dalam laga ini lahir dari gol bunuh diri. Inilah yang bikin efek laga ini begitu dahsyat.
Masih ingat dengan nama Mursyid Effendi yang mencoreng nama Indonesia dikancah sepakola Internasional? ya saat itu skor masih imbang 2-2 antara Indonesia menghadapi Thailand pada Piala Tiger. Kedua tim ini juga tampak tak ingin menang karena takut ketemu tuan rumah Vietnam.
Saat skor masih imbang, Indonesia yang butuh kekalahan akhirnya "diselamatkan" oleh gol Mursyid Effendi. Gol ini membuat Indonesia kalah 2-3.
Akibat tragedi ini, baik Indonesa maupun Thailand didenda karena sudah mencederai fair play. Tak hanya itu pelaku gol bunuh diri disanksi larangan bermain disepakbola internasional seumur hidup.
Hukuman ini jugalah yang pantas diberikan kepada empat nama pencetak 5 gol bunuh diri dipartai PSS vs PSIS ini. Tak hanya itu, sanksi terberat juga harus diberikan untuk kedua tim ini.
Jika menghadapi Pusamania Borneo FC sesama semifinalis Divisi Utama saja takut, yakin mau main di ISL. Jika dilihat permainan Pusamania Borneo FC tidak terlalu superior jika dibandingkan klub-klub ISL.
Apa nanti jika tidak disanski degradasi dan lolos ke ISL yakin tidak takut dengan Arema, Persib, Semen Padang, Persipura, Mitra Kukar, Pelita Bandung Raya, Persela Lamongan, dan Persebaya. Mereka ini kontestan 8 besar loh.
Secara level jelas tim-tim ISL yang bertahan terlebih yang 8 besar lebih baik dari Pusamania Borneo FC. Begitu juga dengan materi pemain yang diatas PBFC.
Kalo takut dengan lawan yang jangan cari lawan. Caranya ya jangan masuk kompetisi hehe. Pilih-pilih lawan bisa jadi adalah strategi, namun mencapainya dengan strategi yang salah justru menimbulkan sanksi.
Tim yang memilih-milih lawan tidak akan pernah juara. Ingat, di liga semua tim harus dihadapi. Pada partai final piala liga tidak bisa memilih lawan kecuali memilih tidak lolos final !