Arema Cronus Habis Tanpa Bantuan Wasit
https://kombecks.blogspot.com/2014/11/arema-cronus-habis-tanpa-bantuan-wasit.html
Sebuah laga krusial semfinal Liga Super Indonesia yang juga disebut-sebut "final dini" akhirnya berlangsung penuh drama. Bukan drama keputusan aneh wasit loh, tapi murni drama kedua tim ! Wasit sepertinya sudah tidak bisa bermain lagi usai kritikan pedas publik beberapa hari lalu atas kepemimpinan Novari Ihksan.
Adalah nama Handri Kristanto yang menjadi sorotan pada laga ini. Berbeda dengan wasit-wasit lain misalnya Novari Ikhsan yang disorot kerena keputusannya yang aneh dan terlihat berat sebelah, Handri Kristanto justru mendapat apresiasi banyak pihak atas ketegasan dan ketepatannya dalam memimpin laga antara Arema menghadapi Persib di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Selasa (4/11).
Wasit Handri Kristianto ini termasuk daftar wasit yang memiliki lisensi FIFA menurut data PSSI tahun 2013 bersama Thoriq Alkatiri, Oky Dwi Putra, dan Agus Fauzan Arifin. Namun tahun 2014 ini, menurut berita yang beredar hanya Thoriq Alqatiri yang lolos lisensi FIFA, sementara Oky dan Handri harus mengikuti ujian kedua.
Lolos atau tidaknya Handri lisensi FIFA tahun ini tidak pengaruh, karena dia sudah pernah mendapatkannya 2013 lalu (data PSSI). Handri tetap menunjukkan kelasnya ketika memimpin laga krusial.
Hasilnya? ya semua juga tahu. Arema bukan apa-apa tanpa wasit. Pada pertandingan itu Singo Edan akhirnya takluk 3-1 dari Maung Bandung. Dengan wasit yang netral, tegas, dan tepat tidak adalagi "pertolongan" bagi Arema, Arema terhenti!
Selama ini Arema dituding selalu diuntungkan wasit. Terlebih pada pertandingan terakhir Arema di 8 besar menghadapi Semen Padang. Wasit Novari Ikhsan menuai kecaman karena sangat jelas menguntungkan Arema dengan tidak memberi kartu meraih kepada Kurnia Meiga usai gagal melakukan last-man tackle kepada Osas Saha. Jelas ini sebuah kerugian bagi Semen Padang dan sangat menguntungkan Arema.
Sebelumnya, saat Arema bertandang ke markas Persela. Begitu mudahnya tim kebanggaan Aremania ini mendapat penalti saat sedang tertinggal. Dua penalti yang masih diperdebatkan diberikan kepada Arema untuk mengimbangi Persela 2-2.
Melihat perjalanan Arema dan wasit ditambah bumbu konspirasi mafia sepakbola membuat Viking dan Bobotoh merasa cemas menjelang babak semifinal. Bagaimana tidak cemas, tim kesayangan mereka akan bertemu dengan Arema.
Sebagai bentuk doa mereka kepada Maung Bandung. Pendukung Persib sampai membuat tanda pagar di twitter #LawanKemustahilan. Tanda pagar ini sempat menguasai trending topic Indonesia beberapa jam.
Viking dan Bobotoh tentu tidak sendirian, doa mereka juga doa para fans yang klubnya termasuk "korban" Arema. Persib tampil bukan hanya untuk menjadi pahlawan bobotoh dan viking, tapi pahlawan bagi mereka yang dizalimi.
Persib sempat tertinggal lebih dulu lewat gol yang dicetak Alberto Goncalves memanfaatkan blunder Vujovic. Sejenak bench Persib diam terpaku sunyi. Tampak di pinggir lapangan pelatih Djadjang Nurjaman sudah mengerinyitkan dahinya melihat Maung Bandung sedang tertinggal.
Pada menit ke-83 karma bagi Arema terjadi. Gol Vujovic yang mungkin menjadi penebus kesalahannya berhasil menjebol gawang Achmad Kurniawan setelah berhasil memanfaatkan kemelut usai sepakpojok.
Gol ini tentu saja tidak hanya disambut teriakan histeris viking dan bobotoh. Semua yang menyaksikan laga, selain Aremania tentu akan bersorak gembira. Persib dianggap sebagai lambang perlawanan terhadap Arema dan wasit, ditambah "mafia".
Pertandingan akhirnya harus dilanjutkan hingga babak perpanjangan waktu. Belum sempat para admin twitter mengetik kick-off diakun masing-masing, Atep sudah mencetak gol. Persib berhasil berbalik unggul.
Arema yang berusaha mengejar ketinggalan bermain lebih menyerang menyisakan lubang besar dipertahanan. Makan Konate berhasil memanfaatkan situasi ini dengan mencetak gol pengunci kemenangan pada menit ke-112.
Arema kalah ! Arema habis tanpa wasit!
Adalah nama Handri Kristanto yang menjadi sorotan pada laga ini. Berbeda dengan wasit-wasit lain misalnya Novari Ikhsan yang disorot kerena keputusannya yang aneh dan terlihat berat sebelah, Handri Kristanto justru mendapat apresiasi banyak pihak atas ketegasan dan ketepatannya dalam memimpin laga antara Arema menghadapi Persib di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Selasa (4/11).
Wasit Handri Kristianto ini termasuk daftar wasit yang memiliki lisensi FIFA menurut data PSSI tahun 2013 bersama Thoriq Alkatiri, Oky Dwi Putra, dan Agus Fauzan Arifin. Namun tahun 2014 ini, menurut berita yang beredar hanya Thoriq Alqatiri yang lolos lisensi FIFA, sementara Oky dan Handri harus mengikuti ujian kedua.
Lolos atau tidaknya Handri lisensi FIFA tahun ini tidak pengaruh, karena dia sudah pernah mendapatkannya 2013 lalu (data PSSI). Handri tetap menunjukkan kelasnya ketika memimpin laga krusial.
Hasilnya? ya semua juga tahu. Arema bukan apa-apa tanpa wasit. Pada pertandingan itu Singo Edan akhirnya takluk 3-1 dari Maung Bandung. Dengan wasit yang netral, tegas, dan tepat tidak adalagi "pertolongan" bagi Arema, Arema terhenti!
Selama ini Arema dituding selalu diuntungkan wasit. Terlebih pada pertandingan terakhir Arema di 8 besar menghadapi Semen Padang. Wasit Novari Ikhsan menuai kecaman karena sangat jelas menguntungkan Arema dengan tidak memberi kartu meraih kepada Kurnia Meiga usai gagal melakukan last-man tackle kepada Osas Saha. Jelas ini sebuah kerugian bagi Semen Padang dan sangat menguntungkan Arema.
Sebelumnya, saat Arema bertandang ke markas Persela. Begitu mudahnya tim kebanggaan Aremania ini mendapat penalti saat sedang tertinggal. Dua penalti yang masih diperdebatkan diberikan kepada Arema untuk mengimbangi Persela 2-2.
Melihat perjalanan Arema dan wasit ditambah bumbu konspirasi mafia sepakbola membuat Viking dan Bobotoh merasa cemas menjelang babak semifinal. Bagaimana tidak cemas, tim kesayangan mereka akan bertemu dengan Arema.
Sebagai bentuk doa mereka kepada Maung Bandung. Pendukung Persib sampai membuat tanda pagar di twitter #LawanKemustahilan. Tanda pagar ini sempat menguasai trending topic Indonesia beberapa jam.
Viking dan Bobotoh tentu tidak sendirian, doa mereka juga doa para fans yang klubnya termasuk "korban" Arema. Persib tampil bukan hanya untuk menjadi pahlawan bobotoh dan viking, tapi pahlawan bagi mereka yang dizalimi.
Persib sempat tertinggal lebih dulu lewat gol yang dicetak Alberto Goncalves memanfaatkan blunder Vujovic. Sejenak bench Persib diam terpaku sunyi. Tampak di pinggir lapangan pelatih Djadjang Nurjaman sudah mengerinyitkan dahinya melihat Maung Bandung sedang tertinggal.
Pada menit ke-83 karma bagi Arema terjadi. Gol Vujovic yang mungkin menjadi penebus kesalahannya berhasil menjebol gawang Achmad Kurniawan setelah berhasil memanfaatkan kemelut usai sepakpojok.
Gol ini tentu saja tidak hanya disambut teriakan histeris viking dan bobotoh. Semua yang menyaksikan laga, selain Aremania tentu akan bersorak gembira. Persib dianggap sebagai lambang perlawanan terhadap Arema dan wasit, ditambah "mafia".
Pertandingan akhirnya harus dilanjutkan hingga babak perpanjangan waktu. Belum sempat para admin twitter mengetik kick-off diakun masing-masing, Atep sudah mencetak gol. Persib berhasil berbalik unggul.
Arema yang berusaha mengejar ketinggalan bermain lebih menyerang menyisakan lubang besar dipertahanan. Makan Konate berhasil memanfaatkan situasi ini dengan mencetak gol pengunci kemenangan pada menit ke-112.
Arema kalah ! Arema habis tanpa wasit!