Atas Nama Cinta Untuk Sepakbola Indonesia
https://kombecks.blogspot.com/2013/02/atas-nama-cinta-untuk-sepakbola.html
Atas Nama Cinta Untuk Sepakbola Indonesia. Sudah setahun lebih konflik sepakbola di Indonesia. Hingga kini tak kunjung ada titik penyelesaiannya.
"Ego" kedua belah pihak yang bertikai semakin memperpanjang konflik. Masing-masing pihak mengklaim dia yang benar dan pihak lawan yang salah.
Berdamailah Bapak-bapak yang disana, adakah sedikit saja cinta untuk sepakbola yang masih tersisa disana? Kenapa kepentingan kelompok mengalahkan kepentingan bangsa?
Apakah masih kurang cukup? kini sepakbola Indonesia telah hancur. Disaat kondisi aman dan tentram saja timnas sulit berprestasi apalagi ditengah konflik yang berkepanjangan ini.
Ancaman sanksi FIFA sudah tidak mampu memecah hati yang sudah beku bagaikan batu. Pemerintah yang tak tegas yang harusnya menyelesaikan konflik malah memperkeruh suasana.
Jika tidak ada yang mengalah, sampai kapan harus begini? terus melukai hati penggila sepakbola Indonesia. Melukai hati pendukung timnas. Memecah belah klub dan suporter.
Apakah itu masih belum cukup menggambarkan betapa angkuhnya Bapak-bapak yang terhormat?
"Ego" kedua belah pihak yang bertikai semakin memperpanjang konflik. Masing-masing pihak mengklaim dia yang benar dan pihak lawan yang salah.
Berdamailah Bapak-bapak yang disana, adakah sedikit saja cinta untuk sepakbola yang masih tersisa disana? Kenapa kepentingan kelompok mengalahkan kepentingan bangsa?
Apakah masih kurang cukup? kini sepakbola Indonesia telah hancur. Disaat kondisi aman dan tentram saja timnas sulit berprestasi apalagi ditengah konflik yang berkepanjangan ini.
Ancaman sanksi FIFA sudah tidak mampu memecah hati yang sudah beku bagaikan batu. Pemerintah yang tak tegas yang harusnya menyelesaikan konflik malah memperkeruh suasana.
Jika tidak ada yang mengalah, sampai kapan harus begini? terus melukai hati penggila sepakbola Indonesia. Melukai hati pendukung timnas. Memecah belah klub dan suporter.
Apakah itu masih belum cukup menggambarkan betapa angkuhnya Bapak-bapak yang terhormat?